Seminar Memperingati Hari Pahlawan dengan tema Menumbuhkan Jiwa Patriot di Dalam Diri Insan Muda Indonesia.
Hai pemuda bangsa, adakah jiwa patriot di dalam dirimu!? Jika belum, maka tumbuhkanlah jiwa patriotisme tersebut atau kau akan dijajah kembali dengan bangsa lainnya. Mungkin banyak dari kita yang menganggap bahwa jiwa patriot hanya dimiliki oleh pahlawan, namun ternyata hal tersebut tidaklah benar. Sebagai generasi penerus bangsa kita juga harus memiliki jiwa patriot. Jiwa patriot tersebut dapat ditransformasikan ke dalam banyak hal yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Jiwa patriot ini kemudian ditransformasikan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum dan Teknologi Universitas Al Azhar Indonesia adalah dengan mengadakan Seminar Memperingati Hari Pahlawan dengan tema Menumbuhkan Jiwa Patriot di Dalam Diri Insan Muda Indonesia. Seminar ini merupakan salah satu perwujudan mahasiswa Fakultas Hukum dan Teknologi dalam rangka memperingati hari pahlawan yang jatuh pada 10 November yang lalu. Disamping itu, seminar ini juga diharapkan mampu menumbuhkan jiwa patriot di dalam diri insan muda indonesia.
Hadir dalam seminar kali ini adalah Bapak MAYJEN TNI (MAR) PURN Nono Sukarno dan R.M Surachman K. Mereka berdua adalah perwakilan dari Legiun Veteran Indonesia. Bapak Nono menjelaskan tentang relevansi nilai-nilai kejuangan dalam membentuk karakter bangsa. Menurut beliau perjuangan merebut kemerdekaan merupakan perjuangan yang tidak mudah. Pada perjuangan masa lalu, para pejuangan melawan satu musuh bersama yaitu penjajah. Namun menurut beliau perjuangan mempertahankan kemerdekaan jauh lebih sulit lagi, terlebih lagi bagi generasi sekarang. Mengapa!? Karena pada saat ini, generasi yang ada melawan banyak musuh bersama diantaranya, kemiskinan, kebodohan, narkoba, terorisme dan banyak hal. Meskipun lebih sulit namun jika kita mampu menyerap semua nilai-nilai patriotisme, kita pasti bisa melawannya. Nilai-nilai tersebut adalah Keterbukaan, Kebebasan, HAM, Nasionalisme, Cinta tanah air dan Anti (KKN, kemiskinan, kebodohan, kebrutalan, narkoba, pengangguran, terorisme dan separatis).
Bapak Surachman sebagai mantan pejuang angkatan ’45 memaparkan bahwa merdeka dibagi menjadi dua yaitu, merdeka bangsa dan merdeka hati. Pada titik ini, menurut Bapak Surachman kita telah mencapai apa yang disebut dengan merdeka bangsa. Namun sayangnya kita masih belum mencapai merdeka jiwa. Satu contoh yang diungkapkan oleh beliau adalah terkadang orang indonesia lebih merasa bangga bekerja dengan atasan orang asing dibandingkan dengan atasan orang senegaranya. Jika kita merasa begitu, ternyata jiwa kita benar-benar belum merdeka. Selain itu faktor lainnya seperti semangat kerja dan tidak malas harus dimiliki oleh generasi muda agar kita bisa terbebas dari penjajahan jiwa.
Kolonel Purwanto merupakan salah satu perwakilan dari Kementrian Pertahanan Republik Indonesia. Beliau memaparkan tentang Pengelolaan Keveteranan di Indonesia. Beliau memulai penjabarannya dengan pemahaman veteran. Pengertian veteran adalah warga negara Indonesia yang bergabung dalam kesatuan bersenjata resmi yang diakui oleh pemerintah yang berperan secara aktif dalam suatu peperangan menghadapi negara lain dan/atau gugur dalam pertempuran untuk membela dan mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Disamping itu, veteran juga merupakan warga negara Indonesia yang ikut serta secara aktig dalam pasukan intenasional di bawah mandate perserikantan bangsa-bangsa untuk melaksanakan perdamaian dunia, yang telah ditetapkan sebagai penerima tanda kehormatan veteran republic Indonesia. Veteran sendiri dibagi ke dalam beberapa klasifikasi yaitu, Veteran PKRI (Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia), Veteran Pembela Kemerdekaan Republik Indonesia (Veteran Trikora, Veteran Dwikora, Veteran Seroja), Veteran Perdamaian (Veteran yang pernah melaksanakan tugas dibawah PBB), dan Veteran Anumerta.
Semoga dengan adanya seminar yang dilaksanakan oleh BEM FH UAI kali ini mampu mendorong kita untuk menumbuhkan jiwa patriot di dalam diri kita masing-masing.